BANDUNG - DPRD Jawa Barat meminta
pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota meningkatkan serapan
anggaran APBD 2015. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas
pembangunan di Jabar.
Ketua Komisi III
DPRD Jabar Didin Supriadin mengatakan, pihaknya menyayangkan masih rendahnya
serapan anggaran oleh organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jabar.
Berdasarkan laporan yang diterima Didin, serapan anggaran semester pertama
tahun ini baru mencapai 22 persen.
Capaian tersebut
sangat rendah terlebih jika mengingat banyaknya pembangunan yang diperlukan
Jabar. "Kebayang enggak baru segitu," tanya Didin di Gedung DPRD
Jabar, Bandung, Senin (10/8).
Didin pun meminta
setiap OPD agar menggenjot serapan anggaran demi lancarnya pembangunan.
Disinggung penyebab rendahnya serapan anggaran, Didin menampik jika hal ini
diakibatkan banyaknya pihak ketiga yang urung menerima pembayaran pada triwulan
pertama dan dua.
"Itu urusan
teknis. Bukan itu," ucapnya.
Didin pun
menilai, rendahnya serapan karena perencanaan yang kurang matang. Maka dari
itu, ke depan Didin berharap agar perencanaanya bisa lebih matang.
"Dari sisi
perencanaannya mundur, ya program ikut mundur," katanya seraya menyebut
hal ini pun terjadi karena APBD 2015 baru disahkan akhir tahun lalu. Sebagai
solusinya, menurut Didin, pembahasan APBD 2016 harus tuntas lebih cepat, yakni
sekitar November mendatang.
Didin
menambahkan, daya serap anggaran pun menjadi hal penting dalam penghitungan
APBD perubahan. Menurutnya, saat ini Badan Anggaran DPRD Jabar dan Pemprov
Jabar akan membahas terkait anggaran perubahan.
Namun, akibat
serapan yang masih rendah, DPRD akan sulit menghitung alokasi-alokasi di
perubahan. "Serapan itu menentukan. Nantinya sisa lebih penggunaan
anggarannya akan berapa," pungkasnya.
Pelaksana tugas
Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa mengatakan, serapan APBD Pemprov Jabar
masih dalam tahap wajar. Bahkan, menurutnya berjalan sesuai rencana sehingga
tidak mengurangi kualitas layanan masyarakat.
"Sekarang,
hingga Agustus ini serapannya sudah 30 persen lebih. Itu, belum termasuk bagi
hasil dari kabupaten/kota dan dana bantuan operasional sekolah yang sudah masuk
lagi," kata Iwa.
Iwa pun
optimistis, capaian tersebut akan meningkat pada bulan ini. "Pertengahan
Agustus ini akan bertambah besar, kami optimis," katanya.
Lebih lanjut Iwa
katakan, selama ini, penyerapan anggaran lebih besar terjadi pada triwulan
akhir. Hal ini dikarenakan banyak pihak ketiga yang ingin pembayaran
pembangunan proyeknya dilakukan pada triwulan terakhir.
"Padahal
kami siap bayar sesuai jadwal, di triwulan pertama. Tapi mereka minta di akhir,
biar sekaligus pembayarannya. Dan itu tidak bisa dipaksakan," pungkasnya.
Sementara itu,
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyambut baik rencana Kementerian Keuangan yang
akan memberi sanksi kepada daerah yang serapan anggarannya rendah. Heryawan
mengatakan, hal ini cukup bagus untuk mendorong serapan anggaran daerah.
"Ini akan
jadi pemicu untuk meningkatkan keterserapan anggaran," kata Heryawan.
Heryawan mengaku, Pemprov Jabar selama ini tergolong maksimal dalam penyerapan
anggaran.
Pihaknya tidak
menemukan kendali berarti karena serapan anggaran selalu baik dalam setiap
tahunnya. Kendati begitu, Heryawan mengakui, pihaknya lebih berhati-hati dalam
menyalurkan anggaran. Hal ini diakui sebagai faktor yang mengurangi
keterserapan anggaran. [rhm/dprd jabar]







0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !